berawal dari nol, aku mulai langkahku.
Penyesalan muncul saat pengijakan kakiku yang pertama. kenapa dulu tak ku manfaatkan kesempatan itu? memang, kesempatan tak pernah datang dua kali. pilihan bagi kita untuk memilihnya, memanfaatkannya dengan sebaik mungk sesuai potensi kita atau malah menyia nyiakannya dengan gampang? aku tak berpihak pada satu pun itu, tapi aku tak menyadari kesempatan yang berada tetap di depan mataku. aku buta oleh hal lain yang mampu membuatku tak melihat sedikitpun kesempatan yang baru kita sadari telah hilang itu. aku sadar, aku hanya memandang satu sisi kehidupanku dan mengabaikan yang lainnya. hal itu membuatku gelap mata akan kesempatan yang baru kusadari ternyata sangat berharga dan berarti buatku. juga pengaruh lingkungan yang semakin mendukungku agar tetap memicingkan mata melihat dunia hanya dengan satu mataku.
dan kini, aku mulai dari nol langkahku, mencoba melupakan kenangan pahit akan kesempatan yang kusa siakan begitu saja. kucoba tuk lebih objektif dalam menilai sesuatu, mencoba lebih bijaksana dalam menghadapi hidup. biarlah , kenangan pahit hilan terbang bersama pasir gurun yang tak pernah lelah terbang ke sana kemari. kucoba kembali merangkai kisah dengan pegangan masa lalu yang mampu menjadi tour guide ku agar aku tak lagi menginjakkan kaki di kubangan yang sama.
sejatinya manusia adalah ingin dihargai hidupnya, ingin diakui keberadaannya, ingin dianggap ada dirinya. aku pun begitu. ingin dianggap ada oleh lingkungannya. aku telah mencobanya, dengan sisa sisa kemampuanku kini. aku ingi diakui oleh semuanya, tapi aku tak mampu! aku gusar! tapi aku tak mampu bergerak lebih banyak lagi, aku tak mampu memperbaiki keadaan ini karena aku tak mampu. apa yang membuatku tak mampu? diriku sendiri. karena aku belum mampu memahami driku sendiri apalagi memgoperasikannya dengan baik. aku tak tahu bagaimana caranya.
terkadang aku heran melihat orang lain yang dengan mudah diakui keberadaannya dan memahami dirinya, potensi yang dimilikinya. kapan aku mampu seperti mereka?
aku memang otrang yang kurang pandai bergaul atau bahkan sangat sulit bergaul. aku sulit mengekspresikan pikiranku dengan lisan, intinya aku tak punya bakat berbicara yang baik. tak jarang aku iri melihat mereka mereka yang menurutku jauh lebih beruntung dari padaku. tapi kembali pada yang menciptakan, Dia pasti menciptakan hambaNya dengan segala kelebihan dan kekurangan, segala keputusanNya pastilah yang terbaik untuk kita, sehingga kita dituntut sabar jika keadaan tak sesua dengan apa yang kita harapkan. man shabara zhafira.
siapa yang sabar pasti akan beruntung. sabar bukan berarti pasrah tapi sebuah kesadaran yang proaktif. bersabar bukan berarti pasif, tapi aktif. aktif bertahan menghadapi cobaan, aktif mencari solusi, aktif menjadi yang terbaik, aktif untuk tidak menyerah pada keadaan. sabar dilakukan setelah usaha maksimal telah kita lakukan. yakinlah akan pepatah man jadda wajada. siapa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil. usahakan semaksimal mungkin segala yang kita punya untuk hasil yang terbaik. untuk itu, aku menyadari aku belum melakukannya tapi kini kutekadkan untuk mengamalkannya pada kehidupan nyataku, bukan hanya dalam curahan hati ini.
Dulu, aku terlalu mengedepankan akademis hingga organisasi atau interaksi dengan orang lain sedikit aku kesampingkan. sayatan penyesalan sedikit tercoreh dalam benakku, tapi justru kujadikan semangat agar lebih baik. kini, memang aku belum seperti yang kudambakan, diakui sepenuhnya oleh semuanya. tapi setidaknya aku telah mencoba diakui, lebih aktif lagi dalam berorganisasi melatih jwaku terbiasa berinteraksi dengan orang lain dalam wilayah yang lebih luas bukan dalam kamar sempit bak melihat sesuat dengan memicingkan mata di ruangan sempit. aku mencoba mengangkat langkahku lebih tinggi lagi. aku sedikit bahagia mampu merubah diriku walau hanya sedikit, seperti tekadku kala dulu, seperti mimpiku. kuharap langkahku membawaku lebih dekat dengan impianku agar ku mampu menggapaimu, dan ku bisa menghalau semua halangan dan rintangan yang menghadangku.
kuharap segera kutemukan diriku sebenarnya agar aku mampu menguasai jiwa ini dan memperlakukannya sebaik mungkin. amien...semoga :)
Penyesalan muncul saat pengijakan kakiku yang pertama. kenapa dulu tak ku manfaatkan kesempatan itu? memang, kesempatan tak pernah datang dua kali. pilihan bagi kita untuk memilihnya, memanfaatkannya dengan sebaik mungk sesuai potensi kita atau malah menyia nyiakannya dengan gampang? aku tak berpihak pada satu pun itu, tapi aku tak menyadari kesempatan yang berada tetap di depan mataku. aku buta oleh hal lain yang mampu membuatku tak melihat sedikitpun kesempatan yang baru kita sadari telah hilang itu. aku sadar, aku hanya memandang satu sisi kehidupanku dan mengabaikan yang lainnya. hal itu membuatku gelap mata akan kesempatan yang baru kusadari ternyata sangat berharga dan berarti buatku. juga pengaruh lingkungan yang semakin mendukungku agar tetap memicingkan mata melihat dunia hanya dengan satu mataku.
dan kini, aku mulai dari nol langkahku, mencoba melupakan kenangan pahit akan kesempatan yang kusa siakan begitu saja. kucoba tuk lebih objektif dalam menilai sesuatu, mencoba lebih bijaksana dalam menghadapi hidup. biarlah , kenangan pahit hilan terbang bersama pasir gurun yang tak pernah lelah terbang ke sana kemari. kucoba kembali merangkai kisah dengan pegangan masa lalu yang mampu menjadi tour guide ku agar aku tak lagi menginjakkan kaki di kubangan yang sama.
sejatinya manusia adalah ingin dihargai hidupnya, ingin diakui keberadaannya, ingin dianggap ada dirinya. aku pun begitu. ingin dianggap ada oleh lingkungannya. aku telah mencobanya, dengan sisa sisa kemampuanku kini. aku ingi diakui oleh semuanya, tapi aku tak mampu! aku gusar! tapi aku tak mampu bergerak lebih banyak lagi, aku tak mampu memperbaiki keadaan ini karena aku tak mampu. apa yang membuatku tak mampu? diriku sendiri. karena aku belum mampu memahami driku sendiri apalagi memgoperasikannya dengan baik. aku tak tahu bagaimana caranya.
terkadang aku heran melihat orang lain yang dengan mudah diakui keberadaannya dan memahami dirinya, potensi yang dimilikinya. kapan aku mampu seperti mereka?
aku memang otrang yang kurang pandai bergaul atau bahkan sangat sulit bergaul. aku sulit mengekspresikan pikiranku dengan lisan, intinya aku tak punya bakat berbicara yang baik. tak jarang aku iri melihat mereka mereka yang menurutku jauh lebih beruntung dari padaku. tapi kembali pada yang menciptakan, Dia pasti menciptakan hambaNya dengan segala kelebihan dan kekurangan, segala keputusanNya pastilah yang terbaik untuk kita, sehingga kita dituntut sabar jika keadaan tak sesua dengan apa yang kita harapkan. man shabara zhafira.
siapa yang sabar pasti akan beruntung. sabar bukan berarti pasrah tapi sebuah kesadaran yang proaktif. bersabar bukan berarti pasif, tapi aktif. aktif bertahan menghadapi cobaan, aktif mencari solusi, aktif menjadi yang terbaik, aktif untuk tidak menyerah pada keadaan. sabar dilakukan setelah usaha maksimal telah kita lakukan. yakinlah akan pepatah man jadda wajada. siapa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil. usahakan semaksimal mungkin segala yang kita punya untuk hasil yang terbaik. untuk itu, aku menyadari aku belum melakukannya tapi kini kutekadkan untuk mengamalkannya pada kehidupan nyataku, bukan hanya dalam curahan hati ini.
Dulu, aku terlalu mengedepankan akademis hingga organisasi atau interaksi dengan orang lain sedikit aku kesampingkan. sayatan penyesalan sedikit tercoreh dalam benakku, tapi justru kujadikan semangat agar lebih baik. kini, memang aku belum seperti yang kudambakan, diakui sepenuhnya oleh semuanya. tapi setidaknya aku telah mencoba diakui, lebih aktif lagi dalam berorganisasi melatih jwaku terbiasa berinteraksi dengan orang lain dalam wilayah yang lebih luas bukan dalam kamar sempit bak melihat sesuat dengan memicingkan mata di ruangan sempit. aku mencoba mengangkat langkahku lebih tinggi lagi. aku sedikit bahagia mampu merubah diriku walau hanya sedikit, seperti tekadku kala dulu, seperti mimpiku. kuharap langkahku membawaku lebih dekat dengan impianku agar ku mampu menggapaimu, dan ku bisa menghalau semua halangan dan rintangan yang menghadangku.
kuharap segera kutemukan diriku sebenarnya agar aku mampu menguasai jiwa ini dan memperlakukannya sebaik mungkin. amien...semoga :)